Sajak Malamku

|
Hening datang menembus tabir keramaian
Dalam dekapan  sang rembulan,
Fajar telah berlalu, sang dewi purnama kembali muncul
Petikkan alunan gitar menghempaskan aura dingin

Seraut wajah cantik muncul dari jalan kecil
Siap berangkat kerja, menjajakan cintanya
Demi materi yang menuntut hidupnya
Kenikmatan yang terbatas hingga kembali terbitnya sang fajar

Hujan Seharian

|
25 Juli 2012, Kota Pangkalan Bun diguyur hujan seharian. Dari pagi hingga siang ini pukul 13:25 WIB hujan pun tak kunjung berhenti, walaupun hujan yang turun tidak begitu deras, namun cukup menghambat aktivitas ku. Alhasil pakaian yang dari kemarin dijemur pun tak kunjung kering :(, dan kini malah bertambah lagi dengan pakaian kotor yang masih belum dicuci. Bukan hanya itu saja, saluran air (selokan) pun jadi meluap keluar mengakibatkan air tersebut keluar kemana - mana dan menghamburkan sampah di halaman rumah saya.

Semoga hujan cepat reda, dan saya pun cepat kembali memulai aktifitas yang sudah sekian jam terhambat. Dan tak lupa juga mencari makanan untuk berbuka puasa bersama istri tercinta :), saya pun mengucapkan kepada sahabat blogger, selamat menjalankan ibadah puasa :).

Operator Dozer

|

Amarah Siang Hari

|
Apa yang kurasakan pada siang hari ini, amarah ku semakin naik, semakin tak terkendali, di tambah lagi dengan jaringan internet yang kadang koneksinya putus. Sabar,,, sabar,,, karena tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya :).

BAKSOS, Bentuk Konkrit Sebuah Aksi

|
Mahasiswa yang sebagian kalangan menyebutnya adalah kaum intelektual, kaum terpelajar, kaum terdidik memiliki peranan penting dalam mengontrol kebijakan suatu negara. Mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab dalam proses pembelajarannya. Beda halnya dengan SD, SMP, SMA yang terlihat lebih santai dalm proses kesehariannya, tetapi mahasiswa adalah mereka yang peka terhadap keadaan sekitarnya, bahkan dengan orang tidak ia kenal sekalipun. Proses pembelajaran dan metode berfikirnya pun sangat jauh beda. Rata – rata kalangan SD, SMP, & SMA mungkin akan berfikir secara mudah, dan mementingkan kesenangannya sendiri tanpa melihat pada orang di sekitarnya.

Kepekaan dan kepedulian pada seorang mahasiswa dapat mereka lakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang melakukan bakti sosial ( baksos ), demonstrasi, penyuluhan, dan lain sebagainya yang mereka anggap paling pantas dilakukan. Yang kini menjadi sorotan media ialah bentuk sebuah demonstrasi karena sering kali ricuh dengan aparat. Mengapa hal ini bisa terjadi sesama insan yang sama – sama pernah menempuh pendidikan ? Seharusnya sebagai insan yang berpendidikan malu ketika menyelesaikan suatu problematika dengan cara kekerasan.

Pengalaman saya ketika aksi yang paling berkesan ialah melakukan bakti sosial ( baksos ). Menurut saya baksos merupakan bentuk konkrit sebuah aksi yang dapat langsung disalurkan kepada mereka yang memerlukan tanpa harus berteriak – teriak di depan kantor wakil rakyat yang belum tentu suara kita di dengar oleh mereka. Baksos dapat dilakukan bukan hanya karena ada moment bencana alam, tetapi baksos juga dapat dilakukan untuk membantu yayasan sosial seperti panti asuhan.
Tak pernah terbayangkan dalam benak saya sebelumnya dapat membantu mereka yang sedang tertimpa musibah dengan hasil jerih payah sendiri. Saya berharap untuk kedepannya kegiatan semacam ini berlanjut terus. Tetapi bukan berarti saya menginginkan adanya bencana alam di bumi ini, namun kita dapat melakukannya dalam moment lainnya.

Akhirnya Mendapat Restu

|
Setahun setengah sudah merantau untuk menimba ilmu di negeri orang. Berbagai macam proses telah terlewati. Kini saatnya kembali kekampung halaman, untuk berkumpul bersama sahabat di sana. Ya,, walaupun sebenarnya orang tua tidak memberikan restu untuk pulang sebelum mendapatkan gelar Strata 1.

Minggu, 11 Desember 2011 saya mendapat telepon dari ibu saya, san beliau menawarkan saya untuk pulang. Sedikit saya menolak ( agar terkesan tidak kangen, walaupun sebenarnya ingin sekali pulang ). Lama – lama mikir lalu saya putuskan untuk pulang saja. Tiket kapal pun sudah dipesan, tanggal 20 Desember akan segera pergi dari Kota Malang menuju Kota Manis Pangkalan Bun. Sehari setelah itu, ayah saya menelpon kembali dan menawarkan untuk pulang menggunakan pesawat, ya saya sangat senang sekali. Karena naik pesawat hanya memakan waktu kira – kira 1 jam dibandingkan naik kapal laut. Namun biaya jelas lebih mahal.

Tapi tak apalah, karena kebersamaan bersama keluarga tak bernilai apa – apa dibandingkan dengan harga tiket kapal laut atau pesawat sekalipun.

Hari Ini Aku Bolos Kuliah

|
Tak seperti biasa dan tak kurasa
Ketika kenikmatan merasuk pada jiwa
Pikiran yang terlintas hanya berfoya – foya
Tak ku pikirkan jerih payah kedua orang tua

Sangat tak sebanding dengan apa harapan mereka
Ketika uang mulai berbicara, semua akan terasa hampa
Tak ada penjaga, seperti tahanan bebas dari penjara
Uang ku hamburkan hanya untuk kenikmatan dunia

Apakah aku terus begini ?
Apakah aku harus mengikutinya, ataukah aku harus melawan arus ?
Apakah aku harus terjerumus ?
Pada kenikmatan yang tak akan pernah putus